Saya yakin sebagian besar masyarakat sudah cukup awam dengan yang namanya stempel ini. Apalagi mereka yang bekerja di kantoran, stempel ini sudah merupakan sebuah kebutuhan wajib. Bahkan dari waktu kecil pun kita sebenarnya sudah terbiasa dengan yang namanya “stempel” ini. Anak saya kalau sudah ngeliat stempel, yang ada tembok dinding rumah pun distempel sama dia.
Tetapi kalau ditanya apakah di antara kita banyak yang memahami proses percetakan seperti percetakan sticker, flexible packaging, leaflet, dll, mungkin masih banyak yang belum memahaminya. Karena memang ilmu mengenai percetakan ini peredarannya sangat terbatas, tidak seperti ilmu-ilmu yang lain, ilmu management atau accounting, yang diajarkan hampir di semua institusi pendidikan.
Padahal kalau kita bedah mesin-mesin printing yang ada sekarang, maka akan ditemukan banyak kesamaan dengan “stempel” tersebut. Mulai dari kesamaan komponen yang digunakan seperti penggunaan blanket untuk imagenya, tempat untuk menempelkan blanketnya, ada tinta, ada bak tinta, materialnya. Kemudian ada juga kesamaan dalam hal proses, mulai dari proses prepress penyiapan blanket, proses penempelan blanket, ada pressure/tekanan untuk mentrasfer tinta ke material printing, ada proses pengeringan.
Kok bisa banyak kesamaan, karena pada zaman dahulu kala orang-orang sudah menggunakan bentuk-bentuk timbul seperti stempel tersebut untuk melakukan proses cetak. Makanya di titlenya saya tulis “the old fashioned way of printing”.
Di blog berikutnya akan saya coba "breakdown" lebih jelas lagi dengan menggunakan “stempel” sebagai media analoginya..
Comments
Post a Comment