Skip to main content

Stempel..the old fashioned way of printing (part 2)


Kembali ke masalah stempel. Kalau kita “bedah” stempel itu, maka disitu ada blanket, ada gagang tempat menempelkan blanket tersebut, ada tinta, ada bak tempat menampung tinta dan ada tentu saja material/kertas tempat menempelkan stempel tersebut.
Demikian juga halnya dengan mesin printing sekarang. Pada “stempel”, design yang akan dicetak harus ditransformasikan terlebih dahulu ke blanket dari bahan karet tersebut dan dibentuk menjadi timbul. Di mesin cetak flatbet letterpress atau flexo pun demikian. Design yang diolah di komputer akan melalui proses prepress dan membuat plate yang awalnya datar menjadi berbentuk timbul ( ini yang biasanya disebut letterpress printing). Hanya saja media plate yang dipakai sekarang jenisnya bukan karet lagi seperti stempel tadi tapi sudah lebih maju dengan teknologi photopolymer. Sedangkan untuk cetak offset, design nya ditransformasikan ke plate tidak berbentuk timbul tapi flat (ini yang biasanya disebut lithography) yang bahannya terbuat dari metal, bisa alumunium atau zinc. Khusus untuk cetak gravure, design nya langsung “di ukir” atau digrafir di cylinder besi dengan membentuk pori-pori kecil mengikuti designnya (ini yang biasanya disebut intaglio). Well, sebenarnya tidak murni besi sih, karena bagian yang di ukir adalah bagian copper/tembaga. Jadi besi berbentuk bulat tersebut akan diberi daging “copper” melalui proses electroplating. Saya suka menyebut cylinder base tersebut dengan tiang listrik karena bentuknya mirip seperti tiang listrik.
Kalau pada stempel ada gagang tempat menempelkan blanket, maka pada mesin letterpress, flexo atau offset pun demikian. Kecuali gravure, copper tadi sudah menyatu dengan cylinder base.
Kalau pada stempel ada tinta, maka mesin printing juga menggunakan tinta. Hanya saja jenisnya berbeda-beda. Kalau offset tintanya agak berminyak dan membutuhkan air dalam prosesnya, letterpress berbentuk pasta, flexo berbentuk cairan agak kental, gravure juga cairan tapi lebih encer dibandingkan flexo karena biasanya dicampur solvent.
Kalau pada stempel ada bak tempat menaruh tinta, demikian juga halnya dengan mesin printing yang ada sekarang.
Kalau pada stempel untuk mendapatkan hasilnya mesti ditekan pada media cetak (kertas misalnya), maka mesin printing juga mesti melakukan pressure untuk mendapatkan hasil cetakannya. Yang membedakan adalah cara transfer tintanya, kalau offset tintanya mesti ditransfer dari plate ke roll karet terlebih dahulu baru ke kertas (makanya disebut offset), sedangkan letterpress, flexo dan gravur tidak demikian. Tinta yang ada di plate cetakan langsung ke kertas tanpa perantara.
Masih ada satu teknik printing lagi yang sedang trend saat ini, yaitu digital printing. Konsepnya merubah beberapa bagian mekanik menjadi digital. Dalam hal ini konsep “plate” sudah tidak digunakan lagi karena design yang di komputer langsung di pindah kan kertas cetakan baik itu dengan system ink jet atau toner.
Saya rasa cukup dulu penjelasannya, memang tidak terlalui detail. Tapi setidaknya yang membaca ini sudah bisa memberikan penjelasan secara umum seandainya nanti anaknya nanya, “Pa.. percetakan itu gimana sih prosesnya?...” Maka jawabannya ada pada “Stempel”.. J







Comments

Popular posts from this blog

Adhesive Anchor Coating untuk Laminasi Extrusi

Pada artikel sebelumnya, saya menulis tentang penggunaan adhesive water-based di dry-lamination system. Sekarang saya ingin menyampaikan tentang penggunaan water-based di extrusion-lamination system. Sebenarnya tidak terlalu pas juga dibilang water-based karena pengunaan air sebagai pelarut hanya sedikit, paling banyak pelarut yang digunakan adalah Ethanol/Methanol/IPA. Di dunia coverting flexible packaging, penggunaan adhesive pada laminasi extrusi biasa digunakan pada resin PE. Hal ini dilakukan untuk memperkuat kekuatan bonding(daya rekat) antara film. Makanya suka disebut juga sebagai adhesive anchor coating, berfungsi layaknya “jangkar” yang memperkuat rekatan film. Di Indonesia umumnya jenis adhesive yang digunakan adalah solvent based, yang water based masih sedikit. Beberapa perusahaan yang saya kunjungi sudah menggunakan water-based tetapi jenis yang digunakan adalah “polyethylene imine”, dan jenis ini tidak terlalu bagus menghadapi kelembapan. Produk yang coba saya taw...

Botol Aqua dengan QR Code

Beberapa waktu lalu ketika mampir ke salah satu toko hyper market, saya melihat botol air mineral merk Aqua kemasan 600ml dengan desain grafis yang lain dari biasanya. Setelah melihat lebih dekat, disitu tertulis  “40 tahun Aqua bersama untuk Indonesia. “Ooo..edisi khusus untuk perayaan 40 tahun Aqua ternyata..” kata saya dalam hati. Desain grafisnya dirancang oleh Renata Owen  (ada tertulis di desain label). Dari hasil rancangan Renata ini sepertinya ingin memunculkan kekayaan budaya Indonesia dengan menampilkan gambar wayang, orang membatik, dan motif-motif daerah lainnya. Yang membuat saya tertarik terhadap botol dengan desain baru ini adalah dengan dimunculkannya QR Code atau  Quick Response Code. Kode ini bekerja seperti barcode, hanya saja QR code lebih memiliki banyak fitur dan kapasitas penyimpanan kode yang lebih besar daripada barcode. Kode ini terdiri dari dot  berbentuk kotak dan berwarna hitam yang ditata dalam grid dengan dasar warna putih. ...

Durian… baunya yang menembus batas… (part 2)

Kembali lagi ke masalah durian.. Di dunia packaging ada istilah O2TR yang secara sederhana bisa dijelaskan bahwa O2TR itu adalah lamanya proses migrasi oksigen yang diukur dalam satuan cm3/m2, atm 24 jam. Untuk lebih detilnya mungkin akan dibahas ditulisan berikutnya. Nah berkaitan dengan durian tadi, salah satu faktor kenapa durian setelah dimasukkan kedalam wadah plastik tersebut masih bisa tembus keluar aromanya, dikarenakan material plastik tersebut memiliki nilai O2TR yang cukup tinggi dan pada umumnya wadah plastic tersebut struktur plastiknya adalah berbahan dasar keluarga PE. Oleh karena itu, untuk menahan aroma durian tersebut maka kita harus  mencari plastik yang memiliki "barrier properties" oxygen yang cukup baik. Material plastik tersebut salah satunya bisa PET atau Nylon. Dimana kita bisa menemukan material ini ? Kalau masih berbentuk single layer memang agak susah karena tidak dijual umum. Banyak digunakan  oleh perusahaan flexible packaging untuk membuat kemas...