Skip to main content

Komposisi warna..tidak harus selalu banyak..


Salah satu kunci penting keberhasilan sebuah produk di pasar adalah kemasan dengan design yang menarik untuk dilihat . Saya rasa sudah banyak penelitian-penelitian mengenai “behavior customer” yang menunjukkan bahwa kemasan yang menarik akan mampu mencuri perhatian para pembeli. Terutama mereka-mereka yang memiliki tipikal mengambil keputusan membeli pada saat “on shelf”.
Untuk menciptakan design yang menarik tersebut banyak hal yang dilakukan oleh  brand owner. Mulai dari permainan warna dibuat meriah dan cerah, layout yang tertata rapi, font yang mudah dibaca, permainan garis tebal-tipis, dan lain-lain. Yang seru biasanya ketika dihadapkan pada kendala ukuran sebuah kemasan. Bagaimana caranya semua bisa tertata dengan baik dengan space area yang kecil tapi tetap “eye catching”.
Hanya saja satu hal yang kadang-kadang kurang disadari oleh brand owner adalah pada saat perusahaan packaging berusaha mentransfer design yang dibuat di monitor tersebut kedalam sebuah format cetakan, ada keterbatasan-keterbatasan tertentu yang membuat perusahaan packaging  harus melakukan penyesuaian-penyesuaian, dan biasanya adalah komposisi/separasi warna.
Kalau pada awalnya customer tersebut merasa design yang dibuat hanya 4 warna dengan komposisi cyan-magenta-yellow-white, setelah dianalisa bagian prepress ternyata design ini beresiko apabila dicetak dengan komposisi 4 warna itu dan harus dirubah komposisinya jadi 8 warna. Sehingga harga yang sudah disepakati antara bagian purchasing dengan perusahaan packaging tersebut mau tidak mau harus direvisi lagi. Sebab, banyaknya komposisi warna itu berbanding lurus dengan biaya yang harus dikeluarkan. Kenapa demikian, karena ini berkaitan dengan waste, registrasi, tinta, running time, dll. Belum lagi biaya prepress nya. Untuk pembuatan cylinder di perusahaan printing rotogravure cukup mahal loh. Yang tadinya 4 warna hanya mungkin 8 juta, dengan 8 warna biaya cylinder bisa menjadi 16 juta.
Padahal sebetulnya, apabila para brand owner memahami keterbatasan-keterbasan mesin printing plus karakter material kemasan, mereka bisa mengambil manfaat dari situ sehingga bisa menghasilkan design yang menarik tanpa harus selalu menggunakan komposisi warna yang banyak.
Salah satu contohnya adalah design kemasan kopi  dibawah ini yang dulu pernah saya develop  dengan customer saya. 

Hanya bermodalkan warna orange, putih dan coklat  dikombinasikan backround silver dari material alufoil nya, maka terciptalah sebuah kemasan yang cukup menarik untuk dilihat ….sederhana tapi elegant. 

Comments

Popular posts from this blog

Adhesive Anchor Coating untuk Laminasi Extrusi

Pada artikel sebelumnya, saya menulis tentang penggunaan adhesive water-based di dry-lamination system. Sekarang saya ingin menyampaikan tentang penggunaan water-based di extrusion-lamination system. Sebenarnya tidak terlalu pas juga dibilang water-based karena pengunaan air sebagai pelarut hanya sedikit, paling banyak pelarut yang digunakan adalah Ethanol/Methanol/IPA. Di dunia coverting flexible packaging, penggunaan adhesive pada laminasi extrusi biasa digunakan pada resin PE. Hal ini dilakukan untuk memperkuat kekuatan bonding(daya rekat) antara film. Makanya suka disebut juga sebagai adhesive anchor coating, berfungsi layaknya “jangkar” yang memperkuat rekatan film. Di Indonesia umumnya jenis adhesive yang digunakan adalah solvent based, yang water based masih sedikit. Beberapa perusahaan yang saya kunjungi sudah menggunakan water-based tetapi jenis yang digunakan adalah “polyethylene imine”, dan jenis ini tidak terlalu bagus menghadapi kelembapan. Produk yang coba saya taw...

Botol Aqua dengan QR Code

Beberapa waktu lalu ketika mampir ke salah satu toko hyper market, saya melihat botol air mineral merk Aqua kemasan 600ml dengan desain grafis yang lain dari biasanya. Setelah melihat lebih dekat, disitu tertulis  “40 tahun Aqua bersama untuk Indonesia. “Ooo..edisi khusus untuk perayaan 40 tahun Aqua ternyata..” kata saya dalam hati. Desain grafisnya dirancang oleh Renata Owen  (ada tertulis di desain label). Dari hasil rancangan Renata ini sepertinya ingin memunculkan kekayaan budaya Indonesia dengan menampilkan gambar wayang, orang membatik, dan motif-motif daerah lainnya. Yang membuat saya tertarik terhadap botol dengan desain baru ini adalah dengan dimunculkannya QR Code atau  Quick Response Code. Kode ini bekerja seperti barcode, hanya saja QR code lebih memiliki banyak fitur dan kapasitas penyimpanan kode yang lebih besar daripada barcode. Kode ini terdiri dari dot  berbentuk kotak dan berwarna hitam yang ditata dalam grid dengan dasar warna putih. ...

Durian… baunya yang menembus batas… (part 2)

Kembali lagi ke masalah durian.. Di dunia packaging ada istilah O2TR yang secara sederhana bisa dijelaskan bahwa O2TR itu adalah lamanya proses migrasi oksigen yang diukur dalam satuan cm3/m2, atm 24 jam. Untuk lebih detilnya mungkin akan dibahas ditulisan berikutnya. Nah berkaitan dengan durian tadi, salah satu faktor kenapa durian setelah dimasukkan kedalam wadah plastik tersebut masih bisa tembus keluar aromanya, dikarenakan material plastik tersebut memiliki nilai O2TR yang cukup tinggi dan pada umumnya wadah plastic tersebut struktur plastiknya adalah berbahan dasar keluarga PE. Oleh karena itu, untuk menahan aroma durian tersebut maka kita harus  mencari plastik yang memiliki "barrier properties" oxygen yang cukup baik. Material plastik tersebut salah satunya bisa PET atau Nylon. Dimana kita bisa menemukan material ini ? Kalau masih berbentuk single layer memang agak susah karena tidak dijual umum. Banyak digunakan  oleh perusahaan flexible packaging untuk membuat kemas...