Dulu waktu saya belajar Manajemen Pemasaran, buku yang biasanya dijadikan referensi adalah karangannya Philip Kotler. Ini katanya sih “Mbahnya” Marketing J. Sepertinya masih dipakai sampai sekarang.
Dari 2 jilid buku manajemen pemasaran itu, pembahasan mengenai packaging dan label hanya 2 atau 3 halaman dan itupun sangat general. Mudah-mudahan di buku yang sekarang sudah lebih lengkap lagi pembahasannya.
Padahal selama bekerja di dunia packaging, biasanya di setiap launching new product, atau relaunch, baik itu perusahaan MNC atau Lokal, keputusan mengenai packaging dan designnya tidak jarang mesti sampai ke level direktur dan bahkan owner.
Ini menunjukkan bahwa packaging bagi sebuah produk itu penting, tidak hanya di mata consumer tapi juga para shareholder. Makanya gak heran kalau ada yang memiliki pendapat bahwa marketing itu bukan 4 P, tapi 5 P dan P yang kelima itu adalah Packaging.
Nah didalam realitasnya, tidak sedikit product manager, brand manager atau para praktisi marketing yang kurang memahami mengenai packaging itu sendiri. Terutama bagi mereka yang baru terjun ke dunia kerja marketing. Bagi perusahaan yang memiliki packaging specialist mungkin akan terbantukan dan itupun jumlahnya masih bisa dihitung. Bagaimana dengan mereka-mereka yang di perusahaannya meminta marketing mesti meng-handle semua proses development produk, mulai dari pricing, promotion, distribution, termasuk packaging. Biasanya minta bantuan ke sales packagingnya. Itu kalau sales packagingnya ngerti dan bisa mengarahkan dengan baik. Bagaimana kalau salesnya tahunya cuma jualan doank. File artwork yang diterima diproses saja apa adanya dan pada saat cetak hasilnya jelek. Alasan sales packagingnya file yang dikasih low res. Yang ada proses developmentnya menjadi terganggu. Dan kena omelan bos deh pada saat presentasi J.
Ada yang berusaha menambah knowledgenya melalui seminar-seminar packaging, tetapi karena sifatnya tidak terprogram dan terstruktur maka ilmu yang didapat biasanya itu-itu juga. Antara event organizer yang satu dengan yang lainnya biasanya melakukan pengulangan materi yang itu-itu juga. Basic lagi..basic lagi. Cape deh…
Jadi mungkin ada baiknya di kurikulum Manajemen Pemasaran mulai diperdalam lagi materinya dan diberikan sedikit tempat diantara ratusan halaman bukunya Phillips Kottler dan kalau perlu dilakukan pengulangan materi. Apalagi sekarang katanya universitas itu sudah mau me-restrukturisasi kurikulumnya supaya lebih aplikatif dan lulusannya siap terjun ke lapangan pekerjaan. Saran saya mulailah dari packaging, karena itu sangat aplikatif.
Comments
Post a Comment