Skip to main content

Menjaga Inovasi Kemasan Yang Berkelanjutan


Harus diakui inovasi-inovasi yang dilakukan oleh industri kemasan di Indonesia belum seperti di benua Amerika atau Eropa yang senantiasa ramai dengan kompetisi-kompetisi kemasan, tidak hanya di tingkat industri tetapi juga institusi sekolah.

Padahal dengan kondisi pasar kemasan di Indonesia yang cukup besar dan diiringi pertumbuhan dari masyarakat kelas menengah yang diatas negara-negara berkembang lainnya, kemasan bukan lagi hanya sekedar pembungkus biasa. Kemasan sudah menjadi salah satu komponen penting bagi konsumen untuk menentukan keputusan membeli. Sudah seharusnya industri kemasan di Indonesia bangkit dan menawarkan ide-ide baru yang kreatif.

Untuk itu, supaya industri kemasan itu senantiasa melakukan inovasi berikut kutipan yang didapat dari catatan Anne Marie Pohan, editor Greener Package, yang menampilkan pendapat dari para ahli kemasan yang menjadi juri di ”DuPont Award for Packaging Innovation” :

Jason Wadsworth, Sustainability Manager, Wegmans Food Markets, Inc., USA :
“Supaya inovasi itu selalu ada, perlu ada komunikasi mulai bagian pengadaan bahan baku sampai bagian penggunaan akhir di konsumen. Kompetisi seperti ini membantu memberikan inspirasi untuk melakukan inovasi dan komunikasi tersebut.”
“Terbatasnya tempat di R&D pada dasarnya akan membatasi inovasi juga. Kita harus membiarkan tim ini untuk menguji ide-ide mereka dan bekerja bersama-sama dengan bagian supply chain. Bagian R&D tidak bisa melakukan inovasi di ruangan tertutup seperti silo. Kita harus terbuka dan mau berpartner dengan yang lain dan mengurangi ketegangan yang ada.”


Shanna Moore, DuPont Packaging & Industrial Polymers Director of Sustainability and Leader of the DuPont Packaging Awards :

“Melakukan pertukaran ide-ketika kita melakukan sharing ide bersama-sama, saling menguji ide-ide yang dikemukakan, dan meluangkan waktu untuk merayakan pencapaian seperti yang dilakukan di Packaging Awards, kami memfasilitasi ide-ide baru tersebut.”

Tony Burns, Associate Director, The Procter & Gamble Company, Cincinnati, OH USA :
“Inovasi adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk bersaing di perkenomian global saat ini. Jika anda tidak bersaing dengan ide-ide baru, anda tidak akan memenangkan persaingan. Tantangannya adalah melakukan inovasi diantara prioritas yang ada. Inovasi harus merupakan bagian dari strategi inti perusahaan.”
“Kemasan harus dilakukan sebagai investasi membangun nilai sebuah merk. Jika kemasan dianggap sebagai biaya, maka yang terjadi adalah kemunduran seperti saat ini.”

Mary Gregg, Director, Packaging, Campbell North America, Global R&D, Campbell Soup Company, USA :
“Ciptakan ketegangan, dimana ada ketegangan, apakah itu alamiah atau karena kompetisi atau karena ditimbulkan oleh teknologi, maka ketegangan itu adalah titik dimana terjadinya inovasi.”

Sudhakar Gupta, Director, International Business Development, IFFCO Group of Companies at International Food Stufss Company, UAE :
“Kita harus menantang segala sesuatu yang telah dilakukan sebelumnya dengan mempertimbangkan lingkungan global dan perilaku konsumen; peningkatan konsumsi; dan pertumbuhan penduduk. Kita harus mencari jalan untuk menghubungkan berbagai disiplin ilmu dan stakeholder yang ada yang dipengaruhi oleh perubahan dan mencari pendekatan yang seimbang sehingga kita bisa melakukan inovasi dan menciptakan solusi kemasan yang dapat memberikan kontribusi memberikan makanan dengan harga yang rasional, kemudian menciptakan masa depan yang berkesinambungan. Kita harus mengatur, mengukur, memberikan insentif, dan balas jasa inovasi di forum publik, menciptakan produk untuk pasar yang senantiasa berubah dan berevolusi.”

David Luttenberger, CPP-Vice President/Packaging Strategist for Iconoculture’s Global Packaging Advisory Service, USA :
“Saya setuju bahwa komunikasi, ketegangan, kolaborasi, semuanya diperlukan untuk melakukan inovasi. Saya ingin menambahkan bidang pendidikan. Saya ingin mengunjungi universitas untuk memberikan inspirasi para packaging engineer dan mahasisa desain. Kita perlu mengikutsertakan mereka di forum diskusi seperti ini; membuat mereka bagian dari kolaborasi, kreatif, inovasi teknikal; memberikan mereka masukan apa yang diperlukan dan dimungkinkan untuk dilakukan. Yang paling penting adalah membuat mereka bagian dari proses.”

Ann O’Hara, Vice President and General Manager, Amcor Flexibles, Australia :
“Kenyataannya adalah kemasan hanya sedikit menghasilkan uang, tapi justru membutuhkan banyak investasi-asset harus diperbaharui setiap 10 tahun. Apakah ada cara yang inovatif untuk menjembatani gap investasi ini? Apakah hal itu sesuatu yang berasal dari pemerintah atau universitas? Ada gap juga antara penelitian dan pengembangan. Dan gap itu bukan hanya tentang uang. Kita harus membiarkan waktu untuk berinovasi”

Jeff Schuetz, staff vice president, global technology, Consumer Packaging, Sonoco, USA :
“Kita harus berani mengambil resiko. Jika seandainya secara teknologi hal itu merupakan sebuah inovasi tetapi ternyata gagal dalam pemasarannya, setidaknya kita bisa mengenali orang-orang yang mau mengambil resiko tersebut dan mereka melakukan pekerjaan yang hebat. Jika anda memberikan mereka kebebasan untuk mengambil resiko, suatu saat apa yang mereka lakukan akan menjadi sebuah kesuksesan. Saya setuju dengan peranan dunia pendidikan dan saya rasa mensponsori kompetitisi ditingkat pelajar dengan batas waktu yang ketat akan membantu perjalanan karir mereka.

Professor Antonio Dantas Cabral, PhD., Course Coordinator and Professor, Packaging, Production and Food Engineering, Maua School of Engineering. Brazil :
“Pendidikan adalah kuncinya, dan kita harus membantu para pelajar untuk memahami peningkatan sesuatu yang baru secara sedikit demi sedikit pada dasarnya adalah inovasi juga. Tidak selamanya inovasi itu harus sesuatu yang menakjubkan. Tidak semua jawaban bisa langsung didapat.” 

Comments

Popular posts from this blog

Adhesive Anchor Coating untuk Laminasi Extrusi

Pada artikel sebelumnya, saya menulis tentang penggunaan adhesive water-based di dry-lamination system. Sekarang saya ingin menyampaikan tentang penggunaan water-based di extrusion-lamination system. Sebenarnya tidak terlalu pas juga dibilang water-based karena pengunaan air sebagai pelarut hanya sedikit, paling banyak pelarut yang digunakan adalah Ethanol/Methanol/IPA. Di dunia coverting flexible packaging, penggunaan adhesive pada laminasi extrusi biasa digunakan pada resin PE. Hal ini dilakukan untuk memperkuat kekuatan bonding(daya rekat) antara film. Makanya suka disebut juga sebagai adhesive anchor coating, berfungsi layaknya “jangkar” yang memperkuat rekatan film. Di Indonesia umumnya jenis adhesive yang digunakan adalah solvent based, yang water based masih sedikit. Beberapa perusahaan yang saya kunjungi sudah menggunakan water-based tetapi jenis yang digunakan adalah “polyethylene imine”, dan jenis ini tidak terlalu bagus menghadapi kelembapan. Produk yang coba saya taw...

Botol Aqua dengan QR Code

Beberapa waktu lalu ketika mampir ke salah satu toko hyper market, saya melihat botol air mineral merk Aqua kemasan 600ml dengan desain grafis yang lain dari biasanya. Setelah melihat lebih dekat, disitu tertulis  “40 tahun Aqua bersama untuk Indonesia. “Ooo..edisi khusus untuk perayaan 40 tahun Aqua ternyata..” kata saya dalam hati. Desain grafisnya dirancang oleh Renata Owen  (ada tertulis di desain label). Dari hasil rancangan Renata ini sepertinya ingin memunculkan kekayaan budaya Indonesia dengan menampilkan gambar wayang, orang membatik, dan motif-motif daerah lainnya. Yang membuat saya tertarik terhadap botol dengan desain baru ini adalah dengan dimunculkannya QR Code atau  Quick Response Code. Kode ini bekerja seperti barcode, hanya saja QR code lebih memiliki banyak fitur dan kapasitas penyimpanan kode yang lebih besar daripada barcode. Kode ini terdiri dari dot  berbentuk kotak dan berwarna hitam yang ditata dalam grid dengan dasar warna putih. ...

Durian… baunya yang menembus batas… (part 2)

Kembali lagi ke masalah durian.. Di dunia packaging ada istilah O2TR yang secara sederhana bisa dijelaskan bahwa O2TR itu adalah lamanya proses migrasi oksigen yang diukur dalam satuan cm3/m2, atm 24 jam. Untuk lebih detilnya mungkin akan dibahas ditulisan berikutnya. Nah berkaitan dengan durian tadi, salah satu faktor kenapa durian setelah dimasukkan kedalam wadah plastik tersebut masih bisa tembus keluar aromanya, dikarenakan material plastik tersebut memiliki nilai O2TR yang cukup tinggi dan pada umumnya wadah plastic tersebut struktur plastiknya adalah berbahan dasar keluarga PE. Oleh karena itu, untuk menahan aroma durian tersebut maka kita harus  mencari plastik yang memiliki "barrier properties" oxygen yang cukup baik. Material plastik tersebut salah satunya bisa PET atau Nylon. Dimana kita bisa menemukan material ini ? Kalau masih berbentuk single layer memang agak susah karena tidak dijual umum. Banyak digunakan  oleh perusahaan flexible packaging untuk membuat kemas...