Pernah dengar istilah
teknologi nano? Yaitu sebuah teknologi modifikasi struktur materi dalam skala
mendekati ukuran atom. Kenapa disebut nano karena satuan ukuran yang dipakai
adalah nanometer. Tetapi hanya materi yang memiliki ukuran molekul antara 1 s/d
100 nm saja yang bisa dikategorikan kedalam teknologi nano. By the way, sekedar
refreshment....kalau masih ingat pelajaran matematika waktu sekolah dulu, ada
meter, desimeter, centimeter, dst, maka nano itu ukurannya satu per milyar dari
meter. Kenapa teknologi nano ini begitu popular, karena perubahan ukuran
molekul kedalam skala mendekati atom bisa memberikan properti yang
unik bagi materi tersebut. Sebuah keunikan yang bisa memberikan inovasi-inovasi
baru terhadap sebuah produk.
Saya mengenal teknologi nano
ini beberapa tahun yang lalu ketika melihat ada sebuah produk otomotif berbentuk
liquid yang bisa memulihkan performance mesin yang sudah mulai menurun karena
dimakan usia. Salah satu caranya adalah dengan membuat liquid tersebut melalui
teknologi nano sehingga ketika dimasukkan kedalam blok mesin liquid itu bisa
masuk kedalam pori-pori blok mesin yang sangat kecil sekali itu sehingga bisa
menutupi bagian yang mengalami keausan. Dengan tertutupnya bagian yang aus
tersebut mesin menjadi seperti baru
lagi. Produk lainnya yang sudah menggunakan teknologi nano ini adalah concrete
beton. Beton yang dibuat dengan teknologi nano ini akan memiliki berat yang
lebih ringan, ramping tapi lebih kuat. Adapun di industri consumer produk
seperti elektronik, textile, aplikasi rumah tangga, banyak menggunakan teknologi nano sebagai
coating untuk antibacterial. Barangkali hal ini bisa menjadi ide buat para
mahasiswa di Indonesia untuk mengembangkan produk dalam negeri yang berbasis
teknologi nano.
Untuk dunia packaging
sendiri, setelah melakukan beberapa kali pencarian ternyata dari tahun 1990
sudah ada yang melakukan pengembangan material flexible packaging dengan
mengusung teknologi nano. Salah
satu perubahan yang didapat adalah material flexible packaging tersebut memiliki
oxygen barrier yang lebih baik, tensile strength yang lebih baik dan beberapa
keunggulan properties lainnya.
Untuk dunia percetakan
sendiri, penggunaan teknologi nano pada pembuatan tinta masih dibilang sangat
baru. Pemicu nya adalah saat pameran packaging Drupa 2012 kemarin. Landa Group
melalui divisi Landa Digital Printing memperkenalkan mesin printing inkjet
dengan teknologi nanography, yaitu pigment tinta yang dibuat dalam skala nano.
Salah satu keunggulan dengan teknologi nano ini adalah tinta waterbase inkjet
yang biasanya “allergi” dengan material berbahan plastik atau polymer tetapi melalui
modifikasi teknologi nano bisa membuat tinta waterbase tersebut menempel dengan
baik. Keunggulan lain dari tinta nano ini adalah kemampuannya untuk dicetak
dengan kecepatan yang tinggi karena layer tinta yang dibentuk sangat tipis,
bisa dicetak di material yang diberi coating atau tanpa coating, dan tinta yang
tahan gores serta harga tinta yang lebih murah. Sebuah langkah revolusioner
yang bisa merubah peta industri packaging di kemudian hari. Karena salah satu
kendala utama dan terbesar di packaging adalah TINTA , apakah itu karena harga,
kualitas ataupun kompatibilitasnya.
Saat ini yang saya ketahui
hanya Landa yang sudah berani masuk ke tahap komersialisasi produknya.
Bagaimana hasilnya apakah setelah masuk ke dunia komersial memang teruji bagus
dan konsisten, kita lihat saja nanti. Yang jelas Landa tidak akan melenggang sendirian dengan teknologi nanonya. Para pembuat mesin digital printing yang
lain juga sedang membuat mesin digital printing dengan kemampuan tinta dengan
teknologi nano, tetapi saat ini belum saatnya untuk dilakukan public expose.
Barangkali menunggu Drupa 2013 nanti, karena biasanya disitu menjadi ajang
promosi produk-produk inovasi terbaru packaging.
Bagaimana
pengaruh tinta dengan pigment nano ini pada dunia percetakan?..
Apabila tinta dengan
pigment nano ini memang sudah teruji kualitas dan kompabilitasnya terhadap
berbagai macam material seperti yang disebut-sebut selama ini, maka saya tidak
heran di kemudian hari printer yang biasa kita pakai sehari-hari akan
menggunakan teknologi ini juga. Apabila ini terjadi dan diaplikasikan dalam
skala ritel, maka masing-masing individu sudah bisa mencetak sticker
sendiri-sendiri dengan berbagai macam jenis bahan. Atau kalau mau bermimpi
lebih jauh lagi, bisa saja nanti saya beli packaging roll polos dengan struktur
opp/llpde buat produk kerupuk saya misalnya, kemudian saya cetak sendiri dengan
mesin printer desktop dengan teknologi nano tersebut. Tidak pusing lagi masalah
minimal order dan tidak pusing lagi masalah biaya cylinder. Bukankah ini yang
selalu diinginkan para pengusaha UKM bukan? Tapi itu baru sebatas mimpi yang semoga
saja menjadi kenyataan !!..
Comments
Post a Comment