Skip to main content

Berkenalan dengan teknik printing/cetak…part 6


DIGITAL PRINT

Untuk memahami teknik cetak digital print sebenarnya tidak terlalu sulit karena didalam kehidupan sehari-hari kita sudah berinteraksi dengan digital print itu sendiri. Bagi masyarakat umum biasanya sudah memiliki mesin printer inkjet atau laser jet untuk keperluan sehari-hari apakah itu untuk tugas sekolah anak-anak atau tugas kantor yang dikerjakan di rumah, atau mereka-mereka yang berada dilingkungan industri biasanya memiliki mesin printing inkjet atau laser untuk keperluan “coding” atau “barcoding” di kemasan produk. Nah mesin-mesin printer itu sudah memberikan gambaran sekilas tentang mesin cetak digital print yang akan kita bahas ini.

Saya pernah melihat sebuah mesin cetak digital print yang bentuknya kira-kira sama seperti mesin laser printer di kantor tapi ukurannya dibuat dalam skala besar. Kalau mesin printer di kantor lebarnya 4cm, maka yang dipakai buat percetakan itu bisa mencapai lebar 2m. Nah yang membedakan mesin cetak digital print tersebut dengan printer laser atau inkjet yang kita punya adalah kemampuan mesin cetak digital print ini lebih fleksible dengan pengertian bisa mencetak di berbagai jenis material. Kalau mesin laser printer kita paksakan untuk cetak sticker vynil maka yang terjadi adalah sticker tersebut mengkerut karena kena panas berlebih. Sebaliknya bila kita paksakan cetak sticker vynil itu di mesin inkjet maka tintanya akan blobor karena tidak mau menempel. Jadi tinta sangat berperan penting di digital print ini.

Saya masih ingat di sekitar tahun 2007, saat itu lagi trend di kalangan printer mengenai mesin digital print. Makanya pada saat pameran packaging yang biasanya dilakukan di PRJ Kemayoran, banyak mesin-mesin digital print yang dipamerkan. Mulai dari skala kecil untuk SOHO sampai skala besar. Tapi trend pada saat itu masih terbatas pada mesin-mesin cetak untuk banner, spanduk atau pembuatan brosur dan leaflet.

Untuk cetak sticker sendiri, gemanya baru mulai terasa dalam kurun 3-4 tahun terakhir ini. Setahu saya baru ada 2 pemain percetakan di Indonesia yang menggunakannya. Untuk flexible packaging malah belum ada, karena memang penggunaan digital print untuk dunia flexible packaging masih terbilang sangat baru dan bahkan di amerika dan eropa sendiri masih sangat sedikit yang menggunakan. Terlepas dari teknologi yang masih baru dan perlu diuji konsistensinya, kalau para owner rotogravure berani untuk curi start dan keluar dari price competition yang semakin ketat, bisa memanfaatkan teknologi ini untuk memberikan value added tersendiri bagi perusahaan dan tentu saja memiliki ceruk pasar sendiri yang tidak dimiliki oleh perusahaan rotogravure lain. Kapan-kapan saya akan jelaskan value added apa yang bisa diambil oleh para pemain rotogravure dengan memiliki mesin digital print ini.

Proses cetak digital print
Secara umum yang membedakan proses cetak digital print dengan proses cetak konvensional adalah tidak lagi menggunakan plate sebagai media cetak. Seperti yang dulu saya sampaikan, letterpress, offset, flexo, gravure semuanya menggunakan plate untuk mentrasfer image ke bahan cetak.

Tapi kalau dibedah lebih dalam lagi, teknologi untuk menghasilkan gambar dalam digital print boleh dibilang agak rumit. Seperti yang inkjet misalnya, mulai dari konsep continuous ink-jet, drop-on-demand piezoelectric liquid, dan drop-on-demand thermal liquid/bubble jet. Tapi kalau dilihat dari tinta yang digunakan pada dasarnya ada 3 konsep dasar yang bisa saya sampaikan :

1. Proses cetak dengan konsep dry toner
Konsep dry toner ini sudah sangat awam dan banyak digunakan di dunia laser printer desktop. Tapi kalau didunia percetakan share-nya tidak terlalu banyak.

2. Proses cetak dengan konsep liquid toner
Setahu saya yang pertama kali menggunakan liquid toner ini adalah HP Indigo. Kenapa digunakan liquid toner ini karena selain masalah speed yang bisa kencang tapi juga kualitas cetak yang sangat bagus. Namun sekarang sudah ada pembuat mesin digital print lain yang masuk ke liquid toner ini seperti Oce dan Xeikon.

3. Proses cetak dengan konsep inkjet
Proses cetak inkjet ini pun sudah banyak dan umum digunakan. Bisa dilihat pada printer desktop yang biasa kita pakai dan printer untuk banner atau baliho. Hanya saja untuk penggunaan di dunia percetakan sticker dan rotogravure, konsep inkjet ini termasuk sangat baru dan sedang naik daun karena ramai dibicarakan di kalangan printer. Apalagi sejak dikenalkannya Printer Ink Jet dari Landa dengan konsep Nanographic Technology nya. Tidak menutup kemungkinan beberapa tahun kemudian konsep inkjet ini akan bisa berakselerasi dan melampaui kemampuan konsep dry atau liquid toner yang sudah ada sejak awal. Satu hal yang pasti untuk masalah kecepatan saat ini sudah ada mesin cetak inkjet yang bisa memberikan kecepatan mencapai 200m/menit untuk warna CMYK, yaitu mesin jetstream dari OCE(Canon). Cukup impressive untuk kategori Digital Print.

Secara skema proses, tidak banyak yang bisa saya share. Tapi kalau melihat diagram proses di HP Indigo, bisa kita lihat bahwa image artwork itu tidak langsung ditransfer dari tinta ke bahan cetak. Yang menempelkan tinta ke media cetak adalah blanket cylinder, dan blanket cylinder ini mendapatkan image dari photo imaging cylinder. Makanya ada yang bilang konsep ini mirip seperti offset punya.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan

1. Tidak memerlukan plate

2. Set up mesin yang cepat karena registrasi langsung didapat.

3. Jumlah minimal order yang kecil.

4. Bisa memproses order dengan jumlah yang sama. Karena biasanya di dunia packaging ada kebijakan +/- 10% untuk toleransi jumlah order.

5. Bisa memperkenalkan produk ke market dengan cepat.
Seperti kita ketahui biasanya untuk produk-produk yang akan launching ke market memerlukan waktu development yang lama di end user. Tapi begitu sudah final, perusahaan packaging akan diburu-buru oleh enduser untuk memproses secepat mungkin. Disinilah keunggulan digital print. Dalam hitungan hari barang sudah bisa jadi.

Kekurangan

1. Masih ada keterbatasan untuk mencetak di material tertentu. Untuk sticker, hanya material yang sudah mendapat sertifikasi yang dijamin akan bisa dicetak dengan baik dengan digital print.  Jadi disini masalah surface energi sangat berperan penting dan menentukan.

2. Untuk inkjet, jarak antara mata inkjet dengan material sangat berpengaruh. Kenapa bisa begitu, karena kalau material cetak terlalu tipis maka jarak tembak tinta menjadi jauh sehingga akan mempengaruhi terbentuknya dot di material. Jadi ketebalan sebuah material juga sangat menentukan kualitas dan konsistensi hasil cetak.

3. Tidak efisien untuk order dengan quantitiy besar
Salah satu kendala yang membuat digital print tidak untuk quantity besar adalah masalah kecepatan dan juga masalah variable cost yang lain yang akan meningkat seiring dengan banyaknya order. Tidak seperti rotogravure semakin panjang ordernya semakin efisien mesin tersebut.

4. Kekuatan Tinta
Ini terkait dengan pemilihan material diatas tadi. Kekuatan tinta untuk digital print belum sebagus yang menggunakan plate. Bahkan di beberapa kasus agak kurang bagus ketika dilaminasi.

5. Akurasi Warna
Masalah akurasi warna ini terkait dengan proses cleaning dan kalibrasi. Coba anda perhatikan mesin printer laser anda ketika setelah mencetak beberapa halaman. Biasanya akan ada jeda beberapa saat karena pada saat itu mesin printer sedang melakukan pembersihan. Dan pada saat penggantian tinta biasanya selalu dianjurkan untuk melakukan kalibrasi.
Demikian halnya dengan digital print, harus rutin melakukan maintenance dan kalibrasi ulang untuk menjaga akurasi warna.


Trend ke depan
Trend ke depan teknologi digital ini popularitasnya akan naik terus. Yang susah diprediksi adalah platform yang akan digunakan. Apakah HP dengan liquid tonernya atau Landa dengan konsep ink jet nano nya atau pembuat mesin lain dengan konsep MemJet yang sangat cepat itu yang akan menjadi trendsetter. Karena dengan dimasukkannya parameter printing yang dulu analog menjadi digital membuat inovasi apa saja bisa terjadi di kemudian hari.
Bermunculannya teknologi digital print ini tidak berarti teknologi konvensional akan hilang dan digantikan perannya. Saya rasa hal itu masih terlalu jauh. Seperti halnya mesin offset yang mungkin akan diprediksi akan menghilang tapi sampai sekarang masih ada dan bahkan berevolusi dengan konsep baru VSOP Web Offset yang membuat mesin cetak offset semakin bisa bersaing dengan teknologi cetak yang lain.

Yang jelas dengan teknologi digital print ini, perusahaan percetakan memiliki opsi yang terbuka lebar untuk mengantisipasi permintaan pasar yang semakin segmented, quantity order yang semakin kecil dan terbatas plus proses produksi yang cepat dan tepat waktu. Makanya jangan berharap harga kemasan yang murah dari teknologi digital print, karena saat ini bukan untuk itu mesin ini dibuat.

Apabila anda ingin mengetahui lebih jauh lagi tentang teknologi digital print, pada tanggal 29-30 May di Bali akan ada label summit yang akan mendatangkan pemain-pemain global didunia printing dengan teknologi canggih dunia percetakan. Kalau tidak sempat ke sana silahkan monitor terus blog ini karena saya akan memberikan laporannya untuk anda….

Comments

Popular posts from this blog

Adhesive Anchor Coating untuk Laminasi Extrusi

Pada artikel sebelumnya, saya menulis tentang penggunaan adhesive water-based di dry-lamination system. Sekarang saya ingin menyampaikan tentang penggunaan water-based di extrusion-lamination system. Sebenarnya tidak terlalu pas juga dibilang water-based karena pengunaan air sebagai pelarut hanya sedikit, paling banyak pelarut yang digunakan adalah Ethanol/Methanol/IPA. Di dunia coverting flexible packaging, penggunaan adhesive pada laminasi extrusi biasa digunakan pada resin PE. Hal ini dilakukan untuk memperkuat kekuatan bonding(daya rekat) antara film. Makanya suka disebut juga sebagai adhesive anchor coating, berfungsi layaknya “jangkar” yang memperkuat rekatan film. Di Indonesia umumnya jenis adhesive yang digunakan adalah solvent based, yang water based masih sedikit. Beberapa perusahaan yang saya kunjungi sudah menggunakan water-based tetapi jenis yang digunakan adalah “polyethylene imine”, dan jenis ini tidak terlalu bagus menghadapi kelembapan. Produk yang coba saya taw...

Botol Aqua dengan QR Code

Beberapa waktu lalu ketika mampir ke salah satu toko hyper market, saya melihat botol air mineral merk Aqua kemasan 600ml dengan desain grafis yang lain dari biasanya. Setelah melihat lebih dekat, disitu tertulis  “40 tahun Aqua bersama untuk Indonesia. “Ooo..edisi khusus untuk perayaan 40 tahun Aqua ternyata..” kata saya dalam hati. Desain grafisnya dirancang oleh Renata Owen  (ada tertulis di desain label). Dari hasil rancangan Renata ini sepertinya ingin memunculkan kekayaan budaya Indonesia dengan menampilkan gambar wayang, orang membatik, dan motif-motif daerah lainnya. Yang membuat saya tertarik terhadap botol dengan desain baru ini adalah dengan dimunculkannya QR Code atau  Quick Response Code. Kode ini bekerja seperti barcode, hanya saja QR code lebih memiliki banyak fitur dan kapasitas penyimpanan kode yang lebih besar daripada barcode. Kode ini terdiri dari dot  berbentuk kotak dan berwarna hitam yang ditata dalam grid dengan dasar warna putih. ...

Durian… baunya yang menembus batas… (part 2)

Kembali lagi ke masalah durian.. Di dunia packaging ada istilah O2TR yang secara sederhana bisa dijelaskan bahwa O2TR itu adalah lamanya proses migrasi oksigen yang diukur dalam satuan cm3/m2, atm 24 jam. Untuk lebih detilnya mungkin akan dibahas ditulisan berikutnya. Nah berkaitan dengan durian tadi, salah satu faktor kenapa durian setelah dimasukkan kedalam wadah plastik tersebut masih bisa tembus keluar aromanya, dikarenakan material plastik tersebut memiliki nilai O2TR yang cukup tinggi dan pada umumnya wadah plastic tersebut struktur plastiknya adalah berbahan dasar keluarga PE. Oleh karena itu, untuk menahan aroma durian tersebut maka kita harus  mencari plastik yang memiliki "barrier properties" oxygen yang cukup baik. Material plastik tersebut salah satunya bisa PET atau Nylon. Dimana kita bisa menemukan material ini ? Kalau masih berbentuk single layer memang agak susah karena tidak dijual umum. Banyak digunakan  oleh perusahaan flexible packaging untuk membuat kemas...