DIGITAL PRINT
Untuk memahami
teknik cetak digital print sebenarnya tidak terlalu sulit karena didalam
kehidupan sehari-hari kita sudah berinteraksi dengan digital print itu sendiri.
Bagi masyarakat umum biasanya sudah memiliki mesin printer inkjet atau laser
jet untuk keperluan sehari-hari apakah itu untuk tugas sekolah anak-anak atau
tugas kantor yang dikerjakan di rumah, atau mereka-mereka yang berada
dilingkungan industri biasanya memiliki mesin printing inkjet atau laser untuk
keperluan “coding” atau “barcoding” di kemasan produk. Nah mesin-mesin printer itu
sudah memberikan gambaran sekilas tentang mesin cetak digital print yang akan
kita bahas ini.
Saya pernah
melihat sebuah mesin cetak digital print yang bentuknya kira-kira sama seperti
mesin laser printer di kantor tapi ukurannya dibuat dalam skala besar. Kalau
mesin printer di kantor lebarnya 4cm, maka yang dipakai buat percetakan itu
bisa mencapai lebar 2m. Nah yang membedakan mesin cetak digital print tersebut
dengan printer laser atau inkjet yang kita punya adalah kemampuan mesin cetak
digital print ini lebih fleksible dengan pengertian bisa mencetak di berbagai
jenis material. Kalau mesin laser printer kita paksakan untuk cetak sticker
vynil maka yang terjadi adalah sticker tersebut mengkerut karena kena panas
berlebih. Sebaliknya bila kita paksakan cetak sticker vynil itu di mesin inkjet
maka tintanya akan blobor karena tidak mau menempel. Jadi tinta sangat berperan
penting di digital print ini.
Saya masih
ingat di sekitar tahun 2007, saat itu lagi trend di kalangan printer mengenai mesin
digital print. Makanya pada saat pameran packaging yang biasanya dilakukan di PRJ
Kemayoran, banyak mesin-mesin digital print yang dipamerkan. Mulai dari skala
kecil untuk SOHO sampai skala besar. Tapi trend pada saat itu masih terbatas
pada mesin-mesin cetak untuk banner, spanduk atau pembuatan brosur dan leaflet.
Untuk cetak
sticker sendiri, gemanya baru mulai terasa dalam kurun 3-4 tahun terakhir ini.
Setahu saya baru ada 2 pemain percetakan di Indonesia yang menggunakannya.
Untuk flexible packaging malah belum ada, karena memang penggunaan digital
print untuk dunia flexible packaging masih terbilang sangat baru dan bahkan di
amerika dan eropa sendiri masih sangat sedikit yang menggunakan. Terlepas dari
teknologi yang masih baru dan perlu diuji konsistensinya, kalau para owner
rotogravure berani untuk curi start dan keluar dari price competition yang
semakin ketat, bisa memanfaatkan teknologi ini untuk memberikan value added
tersendiri bagi perusahaan dan tentu saja memiliki ceruk pasar sendiri yang
tidak dimiliki oleh perusahaan rotogravure lain. Kapan-kapan saya akan jelaskan
value added apa yang bisa diambil oleh para pemain rotogravure dengan memiliki
mesin digital print ini.
Proses cetak
digital print
Secara umum yang
membedakan proses cetak digital print dengan proses cetak konvensional adalah
tidak lagi menggunakan plate sebagai media cetak. Seperti yang dulu saya
sampaikan, letterpress, offset, flexo, gravure semuanya menggunakan plate untuk
mentrasfer image ke bahan cetak.
Tapi kalau dibedah lebih
dalam lagi, teknologi untuk menghasilkan gambar dalam digital print boleh
dibilang agak rumit. Seperti yang inkjet misalnya, mulai dari konsep continuous ink-jet, drop-on-demand piezoelectric
liquid, dan drop-on-demand thermal liquid/bubble jet. Tapi kalau dilihat
dari tinta yang digunakan pada dasarnya ada 3 konsep dasar yang bisa saya
sampaikan :
1. Proses cetak dengan konsep dry
toner
Konsep dry toner ini sudah sangat awam dan banyak digunakan di
dunia laser printer desktop. Tapi kalau didunia percetakan share-nya tidak
terlalu banyak.
2. Proses cetak dengan konsep
liquid toner
Setahu saya yang pertama kali menggunakan liquid toner ini
adalah HP Indigo. Kenapa digunakan liquid toner ini karena selain masalah speed
yang bisa kencang tapi juga kualitas cetak yang sangat bagus. Namun sekarang
sudah ada pembuat mesin digital print lain yang masuk ke liquid toner ini
seperti Oce dan Xeikon.
3. Proses cetak dengan konsep
inkjet
Proses cetak inkjet ini pun sudah banyak dan umum digunakan.
Bisa dilihat pada printer desktop yang biasa kita pakai dan printer untuk
banner atau baliho. Hanya saja untuk penggunaan di dunia percetakan sticker dan
rotogravure, konsep inkjet ini termasuk sangat baru dan sedang naik daun karena
ramai dibicarakan di kalangan printer. Apalagi sejak dikenalkannya Printer Ink
Jet dari Landa dengan konsep Nanographic Technology nya. Tidak menutup
kemungkinan beberapa tahun kemudian konsep inkjet ini akan bisa berakselerasi
dan melampaui kemampuan konsep dry atau liquid toner yang sudah ada sejak awal.
Satu hal yang pasti untuk masalah kecepatan saat ini sudah ada mesin cetak
inkjet yang bisa memberikan kecepatan mencapai 200m/menit untuk warna CMYK,
yaitu mesin jetstream dari OCE(Canon). Cukup impressive untuk kategori Digital
Print.
Secara skema
proses, tidak banyak yang bisa saya share. Tapi kalau melihat diagram proses di
HP Indigo, bisa kita lihat bahwa image artwork itu tidak langsung ditransfer
dari tinta ke bahan cetak. Yang menempelkan tinta ke media cetak adalah blanket
cylinder, dan blanket cylinder ini mendapatkan image dari photo imaging
cylinder. Makanya ada yang bilang konsep ini mirip seperti offset punya.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
1. Tidak memerlukan plate
2. Set up mesin yang cepat karena registrasi langsung
didapat.
3. Jumlah minimal order yang kecil.
4. Bisa memproses order dengan jumlah yang sama.
Karena biasanya di dunia packaging ada kebijakan +/- 10% untuk toleransi jumlah
order.
5. Bisa memperkenalkan produk ke
market dengan cepat.
Seperti kita ketahui biasanya
untuk produk-produk yang akan launching ke market memerlukan waktu development
yang lama di end user. Tapi begitu sudah final, perusahaan packaging akan
diburu-buru oleh enduser untuk memproses secepat mungkin. Disinilah keunggulan
digital print. Dalam hitungan hari barang sudah bisa jadi.
Kekurangan
1. Masih ada keterbatasan untuk mencetak di
material tertentu. Untuk sticker, hanya material yang sudah mendapat
sertifikasi yang dijamin akan bisa dicetak dengan baik dengan digital print. Jadi disini masalah surface energi sangat
berperan penting dan menentukan.
2. Untuk inkjet, jarak antara mata inkjet dengan
material sangat berpengaruh. Kenapa bisa begitu, karena kalau material cetak terlalu
tipis maka jarak tembak tinta menjadi jauh sehingga akan mempengaruhi terbentuknya
dot di material. Jadi ketebalan sebuah material juga sangat menentukan kualitas
dan konsistensi hasil cetak.
3. Tidak efisien untuk order dengan quantitiy
besar
Salah satu kendala yang membuat digital print
tidak untuk quantity besar adalah masalah kecepatan dan juga masalah variable
cost yang lain yang akan meningkat seiring dengan banyaknya order. Tidak
seperti rotogravure semakin panjang ordernya semakin efisien mesin tersebut.
4. Kekuatan Tinta
Ini terkait dengan pemilihan material diatas
tadi. Kekuatan tinta untuk digital print belum sebagus yang menggunakan plate.
Bahkan di beberapa kasus agak kurang bagus ketika dilaminasi.
5. Akurasi Warna
Masalah akurasi warna ini terkait dengan
proses cleaning dan kalibrasi. Coba anda perhatikan mesin printer laser anda
ketika setelah mencetak beberapa halaman. Biasanya akan ada jeda beberapa saat
karena pada saat itu mesin printer sedang melakukan pembersihan. Dan pada saat
penggantian tinta biasanya selalu dianjurkan untuk melakukan kalibrasi.
Demikian halnya dengan digital print, harus
rutin melakukan maintenance dan kalibrasi ulang untuk menjaga akurasi warna.
Trend ke depan
Trend ke depan
teknologi digital ini popularitasnya akan naik terus. Yang susah diprediksi adalah
platform yang akan digunakan. Apakah HP dengan liquid tonernya atau Landa
dengan konsep ink jet nano nya atau pembuat mesin lain dengan konsep MemJet
yang sangat cepat itu yang akan menjadi trendsetter. Karena dengan
dimasukkannya parameter printing yang dulu analog menjadi digital membuat inovasi
apa saja bisa terjadi di kemudian hari.
Bermunculannya
teknologi digital print ini tidak berarti teknologi konvensional akan hilang
dan digantikan perannya. Saya rasa hal itu masih terlalu jauh. Seperti halnya
mesin offset yang mungkin akan diprediksi akan menghilang tapi sampai sekarang
masih ada dan bahkan berevolusi dengan konsep baru VSOP Web Offset yang membuat
mesin cetak offset semakin bisa bersaing dengan teknologi cetak yang lain.
Yang jelas
dengan teknologi digital print ini, perusahaan percetakan memiliki opsi yang
terbuka lebar untuk mengantisipasi permintaan pasar yang semakin segmented,
quantity order yang semakin kecil dan terbatas plus proses produksi yang cepat
dan tepat waktu. Makanya jangan berharap harga kemasan yang murah dari
teknologi digital print, karena saat ini bukan untuk itu mesin ini dibuat.
Apabila anda ingin
mengetahui lebih jauh lagi tentang teknologi digital print, pada tanggal 29-30
May di Bali akan ada label summit yang akan mendatangkan pemain-pemain global
didunia printing dengan teknologi canggih dunia percetakan. Kalau tidak sempat ke
sana silahkan monitor terus blog ini karena saya akan memberikan laporannya
untuk anda….
Comments
Post a Comment