Skip to main content

Berkenalan dengan teknik printing/cetak…part 5

ROTOGRAVURE


Rotogravure memiliki kenangan tersendiri bagi saya. Karena pertama kali berkenalan dengan printing dan packaging adalah di rotogravure ini. Tidak seperti teman-teman kuliah yang lain yang masuk ke perusahaan-perusahaan besar, saya justru masuk ke jalur yang tidak biasanya, flexible packaging!!. Sebenarnya background education yang dibutuhkan di industry packaging adalah mereka-mereka yang berasal dari  ilmu eksak karena banyak product knowledgenya yang berkaitan dengan ilmu kimia dan fisika. Tapi karena saat itu tidak cantumkan persyaratan khusus tersebut, saya pikir  why not to try…Alhamdulillah, pilihan itu ternyata tidak salah J.

Saya suka mengasosiakan Gravure dengan proses grafir yang kita kenal selama ini. Meskipun tidak seratus persen sama tapi kira-kira mirip seperti itulah salah satu proses pembuatan image di cylinder besi. Anda tahu tiang listrik yang terbuat dari besi dan berbentuk bulat itu kan?..Nah seperti itu lah cylindernya. Jadi itu adalah cylinder besi yang diukir dalam bahasa saya. Tapi sesungguhya cylinder itu tidak “pure” besi karena harus dilapisi dulu dengan tembaga sebagai “dagingnya”. Jadi yang diukir itu sebenarnya adalah bagian tembaga (copper). Kapan-kapan akan saya jelaskan lebih jauh proses pembuatan cylinder rotogravure ini.

Secara definisi, bisa dikatakan bahwa rotogravure adalah sebuah proses cetak yang menggunakan cylinder yang terbuat dari besi yang dilapisi tembaga (copper) dan diatas permukaan cylinder tersebut ditransfer image artwork dari komputer melalui proses grafir, atau bahasa inggrisnya di “engrave” baik itu melalui proses etching/chemical engraving, mechanical engraving atau laser engraving. Permukaan cylinder yang tadi nya mulus, setelah di “engrave” akan menjadi kasar dan kalau dilihat pakai mikroskop akan berlubang-lubang seperti gambar berikut:










Jadi fungsi lubang-lubang tersebut adalah sebagai pori-pori atau mangkok tempat menampung tinta

Sebenarnya proses cetak rotogravure apabila dibandingkan dengan teknik cetak yang lain boleh dibilang simple. Kenapa saya mengatakan simple, karena proses pengambilan tinta dari bak tinta langsung oleh cylinder cetak tanpa melalui rol atau cylinder perantara. Jadi cylinder yang sudah di”engrave” tersebut dibenamkan kedalam bak tinta dan pada saat terbenam itu, pori-pori hasil engrave akan terisi tinta, dan kemudian cylinder berotasi/berputar sehingga tinta menutupi seluruh permukaan cylinder dan kemudian akan diratakan oleh pisau (doctor blade) supaya tinta hanya tertinggal di dalam mangkok itu dan bagian lain yang tidak ada pori-porinya akan bersih tersapu oleh pisau. Setelah diratakan oleh doctor blade tadi kemudian berputar mengenai material cetak maka pada saat itulah terjadi proses cetak karena tinta yang di pori-pori cylinder tadi berpindah ke material cetak. Seperti tempurung kelapa yang kita isi cat terus kita tumpahkan ke dinding. Kemudian pori-pori cylinder menjadi kosong dan kemudian masuk lagi  kedalam bak tinta untuk diisi lagi dan demikian seterusnya. Bandingkan dengan flexo atau letterpress yang memerlukan roll penjilat atau roll-roll perantara lainnya untuk mentransfer tinta dari baknya ke cylinder cetakan. Dengan simplenya proses transfer tinta ke media cetak ini maka kecepatan proses mencetak di rotogravure bisa sangat tinggi, mencapai lebih dari 300m per menit, tercepat diantara proses cetak yang lainnya. Disinilah salah satu kunci efisiensi rotogravure yang belum bisa dikalahkan teknik cetak yang lain.
Pada umumnya rotogravure menggunakan tinta berbahan dasar solvent. Meskipun ada yang menggunakan waterbase tapi tidak sebanyak yang menggunakan solvent. Nah solvent ini mengandung toluene yang merupakan unsur dari VOC (volatile organic compound). Seperti kita ketahui VOC ini merupakan bahan kimia organik yang bisa membahayakan kesehatan dalam jangka panjang. Oleh karena itu untuk menjaga keamanan dari tinta ini, para pemain rotogravure harus memenuhi standard yang telah ditentukan oleh customer mengenai batas maksimal toluene yang dibolehkan terdapat pada kemasan tersebut. Terutama untuk packaging yang diekspor ke jepang, persyaratan batas maksimal toluene ini sangat diperhatikan dan sangat ketat !!. Tapi kita tidak usah terlalu paranoid mengenai hal ini karena pada dasarnya tinta yang digunakan juga tidak direct contact ke makanan karena dilindungi oleh layer plastik yang lain. Tapi perlu dicek juga apakah indonesia sudah memiliki standarisasi batas maksimal toluene pada kemasan???..
Kenapa sampai saat ini tinta yang paling baik dalam performance adalah solvent base dikarenakan salah satunya adalah berhubungan dengan pori-pori di  cylinder yang sangat kecil tersebut. Kalau terlalu kental seperti tinta uv flexo biasanya tinta tidak akan bisa masuk secara optimal ke pori-pori tersebut. Tapi kalau menggunakan waterbase kendala yang dihadapi adalah keterbatasan material yang bisa dicetak dan kekuatan tintanya tidak sebagus solvent base.
Alasan lainnya adalah berhubungan dengan surface energy dari material. Berhubung rotogravure banyak mencetak material berbahan dasar polymer/plastik, maka dibutuhkan tinta yang memiliki surface energi dibawah surface energy material yang akan dicetak supaya bisa menyerap. Kalau surface energy tinta lebih tinggi seperti yang waterbase misalnya, akan membutuhkan waktu yang lama untuk proses pengeringan karena tinta tidak menyerap ke material. Ditempat saya kalau cetak sticker berbahan dasar vynil/plastik dengan tinta waterbase memerlukan waktu minimal 8 jam proses pengeringannya dengan digantung di ruangan.
Meskipun tinta solvent yang digunakan gampang menyerap, tapi tetap pada saat proses printing diperlukan hawa panas untuk mengeringkan tinta tersebut supaya lebih kuat menempel ke material. Jadi setelah tinta menempel ke material nanti akan melewati chamber yang berisi udara panas untuk pengeringan, kemudian masuk lagi ke station printing berikutnya untuk diberi tinta dan demikian seterusnya. Dari sini sebenarnya kita sudah bisa melakukan analisa apabila terjadi masalah pada tinta pada kemasan. Bisa dari material atau tinta yang berkaitan dengan surface energy, bisa dari proses pengeringan yang tidak bagus karena masalah speed atau udara panas di chamber tidak optimal dan lain sebagainya. Kalau kata orang permasalahan paling banyak dari packaging adalah dari proses printing ini.

Kelebihan dan Kekurangan Rotogravure

Kelebihan :

1. Sangat efisien untuk order-order yang panjang.
Biaya per m2 untuk rotogravure sampai saat ini belum ada yang bisa mengalahkan apabila mengerjakan order-order panjang. Untuk teknik cetak lain kalau jalan panjang biasanya akan terkendala pada daya tahan plate dan speed machine

2. Kecepatan printing cukup tinggi.
Kecepatan printing yang tinggi dikombinasikan dengan lebar bahan yang diatas 1m, membuat proses mencetak bahan dengan panjang 200.000m bisa dikerjakan dalam satu hari. Bayangkan kalau itu dicetak di mesin offset atau flexo, apalagi digital printing, gak akan selesai kali..

3. Kualitas printing yang tajam.
Kualitas cetaknya seperti foto

4. Cylinder cetak tahan lama.
Cylinder bisa tahan lama karena lapisan tembaga yang sudah di “engrave” diberikan lapisan pelindung yang disebut chrome. Kalau tidak dilapisi chrome, pada saat terkena pisau (doctor blade) maka tembagannya akan cepat terkikis habis. Hebatnya apabila chromenya sudah mulai menipis tinggal di chrome ulang sehingga design awet terus. Berbeda dengan offset atau flexo, apabila plate sudah rusak maka harus dibuat ulang lagi. Disamping itu apabila designnya sudah tidak dipakai lagi maka cylinder bisa digunakan kembali buat design yang lain dengan mengupas lapisan tembaga tersebut dan mengisinya dengan lapisan tembaga baru.

5. Kualitas warnanya lebih konsisten untuk order-order panjang.
Salah satu faktor yang menentukan konsistensi kualitas sebuah warna berasal dari plate atau cylinder. Berhubung cylinder rotogravure prosesnya langsung dalam mengambil tinta dan kekuatannya bisa tahan lama maka konsistensi warna lebih terjaga. Beda dengan flexo konsistensi warna bisa terganggu oleh sticky back yang kurang bagus kualitas, salah pemilihan jenis sticky back atau proses penempelannya tidak benar, atau juga karena plate yang tidak sekuat cylinder gravure sehingga mudah rontok pada saat proses cetak.

 Kekurangan:

1. Sangat tidak cocok untuk order-order pendek karena dari proses setup sampai register membutuhkan banyak material.

2. Proses change-over yang lama, apalagi kalau sampai harus mengganti tinta.

3. Proses pembuatan cylinder yang lama dan harganya mahal. Tidak seperti flexo yang bisa dikerjakan dalam hitungan menit.

4. Untuk teks atau line yang kecil kurang bagus.

5. Tinta solvent base yang digunakan mengandung toluene.


Trend Rotogravure
Dari segi teknologi mesin tidak ada perkembangan yang significant, konsepnya masih sama. Agak berbeda dengan flexo atau offset yang cukup gencar memberikan inovasi-inovasi dalam hal optimalisasi proses printing.

Dari laporan conference Asosiasi Gravure Eropa yang saya lihat hanya mengenai perkembangan teknologi engraving yang semakin cepat dan semakin tajam melalui teknologi extreme engraving atau direct laser engraving. Salah satu perusahaan pembuat mesin engraving yaitu GRT dari jerman berhasil meng-engrave karakter yang sangat kecil sekali, terkecil di dunia katanya.

Yang jelas untuk order-order panjang memang belum ada yang bisa menandingi rotogravure. Tapi seiring dengan permintaan dari customer yang semakin segmented sehingga membuat order menjadi banyak variant/sku dan tentu saja running meter semakin pendek maka ini akan menjadi tantangan bagi rotogravure untuk bisa bersaing dengan teknik cetak lain seperti flexo dan offset. Kecuali dari pabrikan pembuat mesin rotogravure mulai menggencarkan pemasaran mesin printing narrow web juga..Maka peta persaingan akan semakin ramai J.

Comments

Popular posts from this blog

Adhesive Anchor Coating untuk Laminasi Extrusi

Pada artikel sebelumnya, saya menulis tentang penggunaan adhesive water-based di dry-lamination system. Sekarang saya ingin menyampaikan tentang penggunaan water-based di extrusion-lamination system. Sebenarnya tidak terlalu pas juga dibilang water-based karena pengunaan air sebagai pelarut hanya sedikit, paling banyak pelarut yang digunakan adalah Ethanol/Methanol/IPA. Di dunia coverting flexible packaging, penggunaan adhesive pada laminasi extrusi biasa digunakan pada resin PE. Hal ini dilakukan untuk memperkuat kekuatan bonding(daya rekat) antara film. Makanya suka disebut juga sebagai adhesive anchor coating, berfungsi layaknya “jangkar” yang memperkuat rekatan film. Di Indonesia umumnya jenis adhesive yang digunakan adalah solvent based, yang water based masih sedikit. Beberapa perusahaan yang saya kunjungi sudah menggunakan water-based tetapi jenis yang digunakan adalah “polyethylene imine”, dan jenis ini tidak terlalu bagus menghadapi kelembapan. Produk yang coba saya taw...

Botol Aqua dengan QR Code

Beberapa waktu lalu ketika mampir ke salah satu toko hyper market, saya melihat botol air mineral merk Aqua kemasan 600ml dengan desain grafis yang lain dari biasanya. Setelah melihat lebih dekat, disitu tertulis  “40 tahun Aqua bersama untuk Indonesia. “Ooo..edisi khusus untuk perayaan 40 tahun Aqua ternyata..” kata saya dalam hati. Desain grafisnya dirancang oleh Renata Owen  (ada tertulis di desain label). Dari hasil rancangan Renata ini sepertinya ingin memunculkan kekayaan budaya Indonesia dengan menampilkan gambar wayang, orang membatik, dan motif-motif daerah lainnya. Yang membuat saya tertarik terhadap botol dengan desain baru ini adalah dengan dimunculkannya QR Code atau  Quick Response Code. Kode ini bekerja seperti barcode, hanya saja QR code lebih memiliki banyak fitur dan kapasitas penyimpanan kode yang lebih besar daripada barcode. Kode ini terdiri dari dot  berbentuk kotak dan berwarna hitam yang ditata dalam grid dengan dasar warna putih. ...

Durian… baunya yang menembus batas… (part 2)

Kembali lagi ke masalah durian.. Di dunia packaging ada istilah O2TR yang secara sederhana bisa dijelaskan bahwa O2TR itu adalah lamanya proses migrasi oksigen yang diukur dalam satuan cm3/m2, atm 24 jam. Untuk lebih detilnya mungkin akan dibahas ditulisan berikutnya. Nah berkaitan dengan durian tadi, salah satu faktor kenapa durian setelah dimasukkan kedalam wadah plastik tersebut masih bisa tembus keluar aromanya, dikarenakan material plastik tersebut memiliki nilai O2TR yang cukup tinggi dan pada umumnya wadah plastic tersebut struktur plastiknya adalah berbahan dasar keluarga PE. Oleh karena itu, untuk menahan aroma durian tersebut maka kita harus  mencari plastik yang memiliki "barrier properties" oxygen yang cukup baik. Material plastik tersebut salah satunya bisa PET atau Nylon. Dimana kita bisa menemukan material ini ? Kalau masih berbentuk single layer memang agak susah karena tidak dijual umum. Banyak digunakan  oleh perusahaan flexible packaging untuk membuat kemas...