Oksigen…kata yang satu ini merupakan kunci penting bagi kehidupan seluruh mahluk hidup di bumi ini. Tanpa oksigen, yang hidup mungkin cuma bakteri yang anaerob. Meskipun sebenarnya kata yang paling betul adalah “udara”. Karena yang kita hirup itu bukan murni oksigen, didalamnya ada terkandung Nitrogen, Oksigen, Karbondioksida, Hellion, Neon, Xenon, Kripton, Metana, Karbonmonoksida, dan gas lainnya. Menurut referensi di Wikipedia komposisi udara adalah 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbon dioksida, dan gas-gas lainnya. Ternyata oksigen kontribusinya cuma 21% dan nitrogen yang unsurnya paling banyak yaitu 78%. Berarti ngapain mesti bayar mahal-mahal ngisi ban pakai nitrogen ya...udara biasa saja udah ada nitrogennya..hehehee.
Tetapi disini saya tidak membahas kaitannya dengan ban tadi, meskipun cukup menarik juga untuk dibahas. Saya ingin sharing sedikit mengenai gas oksigen dihubungkan dengan makanan yang dikemas. Karena kalau oksigen itu baik bagi kehidupan kita tetapi bisa juga menjadi buruk bagi makanan kita.
Satu hal yang sampai sekarang masih suka teringat sampai sekarang adalah ketika dulu mengikuti proses training flexible packaging kata yang biasa digunakan oleh trainer untuk menggambarkan pengaruh oksigen terhadap makanan adalah kata “tengik”. Makanan yang mengandung unsur lemak misalnya seperti keripik pisang, keripik singkong, mentega dll, adalah makanan yang apabila terekspos dengan gas dari udara luar maka makanan tersebut lama kelamaan akan mengalami pembusukan dan dari oksidasi pembusukan tersebut timbullah bau tengik.
Nah..disinilah peran penting dari sebuah kemasan yaitu menjaga agar makanan yang dikemasnya itu tidak terlalu cepat terekspos oleh gas oksigen tadi sehingga tidak cepat berbau tengik. Kemasan flexible biasa memang tidak bisa 100% memblock penetrasi oksigen dari luar karena seperti yang kita ketahui bahwa semua material kecuali kaca dan metal sifatnya adalah permeable, artinya bisa dilalui oleh gas-gas yang di sekitar kita. Tinggal masalahnya sekarang seberapa cepat oksigen itu bisa penetrasi kedalam kemasan, itu tergantung dari jenis plastik yang digunakan. Umumnya material plastik yang cukup terkenal dengan gas barriernya adalah PET.
Selain penggunaan material kemasan yang tepat, biasanya untuk mengatasi masalah oksigen ini juga suka digunakan “oxygen absorber”. Kombinasi antara material kemasan yang baik dan “oxygen absorber” akan cukup membantu membuat “shelf life” produk anda lebih bertahan lama. So..bisa baik.. bisa buruk juga bukan…
Isi butiran didalam oksigem absorber yg masih fresh dan yg sudah expired warnanya apa ya ? *agar kita sebagai pemakai mengetahui deskripsi oksigen absorber tsb utk penggunaan produk
ReplyDelete