Saya cukup tertarik dengan tulisan yang ditulis oleh bagian Business Development di DBD mengenai prospek pasar packaging yang cukup menggiurkan di luar amerika. Judul artikelnya adalah : "Packaging companies; think local when you go global". Meskipun hanya mengupas “kulit”nya saja dan tidak terlalu banyak mengenai konsep “think local” tersebut (karena untuk lebih detail anda harus “get in touch” dengan mereka dan itu ada fee nya (namanya juga consultant..) tapi sedikit banyak memberikan saya inspirasi untuk membuat tulisan melalui blog ini. Bagi yang ingin meengetahui artikelnya bisa klik http://www.bdb.co.uk/2012/10/packaging-companies-think-local-when-you-go-global/
Terus terang saya sangat setuju sekali dengan konsep “think local when you go global” ini. Karena bagaimanapun juga karakter market masing-masing region atau negara itu berbeda. Meskipun perusahaan itu merupakan “world player”,tetapi pada saat masuk dan bersaing di suatu negara maka kondisi yang dihadapi akan berbeda dibanding dengan negara asalnya dan strateginya juga mau tidak mau harus berbeda pula.
Kenapa saya mengatakan demikian, karena saya pernah bekerja dengan multinational packaging company yang memaksakan konsep globalnya dan sepertinya melupakan konsep localnya sehingga yang terjadi adalah kalah bersaing dengan pemain-pemain local di Indonesia. Kalah bersaing bukan berarti mereka tidak tumbuh, mereka tetap tumbuh, tapi pertumbuhannya kalah dengan perusahaan-perusahaan local yang ada di Indonesia.
Salah satu contoh kasus yang menarik bisa dilihat pada industri sticker. Salah satu pemain besar dunia, CCL (katanya sih no 1..), memutuskan untuk masuk ke pasar Indonesia bekerjasama dengan pemain besar no 1 di Indonesia yaitu Master Label. Secara finansial dan teknologi saya yakin perusahaan sekelas CCL tidak akan mengalami masalah untuk melakukan investasi pembukaan pabrik baru di Indonesia. Di Thailand saja mereka punya puluhan mesin dengan high end technology. Mengirim 4 mesin printing flexo ke Indonesia bagi mereka hanyalah sebuah “kedipan mata”..
Tetapi kenapa mereka tidak mau melakukan hal itu? Sebab sebenarnya bisa jadi mereka terkendala dengan konsep “think local” tersebut. Akan membutuhkan waktu, biaya yang besar dan resiko yang tinggi untuk bisa menguasai “think local” tadi. Daripada membuang-buang uang untuk sesuatu yang belum pasti dikuasai, kenapa tidak menggunakannya untuk bekerjasama dengan yang sudah menguasai?...
Makanya saya tidak heran apabila nanti banyak perusahaan local packaging yang diincar oleh perusahaan MNC dari luar sana hanya untuk mendapatkan konsep “think local” itu. Apalagi melihat market di Indonesia yang cukup besar dan trendnya diprediksikan akan naik terus. Beberapa orang teman saya sudah ada yang menanyakan tentang perusahaan local packaging yang bisa dan layak diambil alih untuk dikembangkan bisnisnya. Tinggal sekarang terserah kepada para pemilik pabrik di Indonesia, mau berkembang dan ikut go global atau tetap bermain lokal dengan segala keterbatasan yang ada. The choice is yours...
Comments
Post a Comment