Di blog sebelumnya saya ada membahas mengenai penggunaan nitrogen untuk modified atmosphere packaging, dan disitu saya sampaikan kapan-kapan akan ngebahas mengenai nitrogen untuk ban. Sekarang saatnya untuk ngebahas hal itu.
Kenapa sekarang saya tertarik menulis mengenai nitrogen buat ban ini, karena tadi pada saat pulang kantor, di rest area saya lihat mobil-mobil pada ngantri untuk ngisi ban dengan nitrogen. Padahal di depannya ada pompa angin biasa yang cuma ada satu mobil lagi ngisi..
Saya sempat geli waktu ngeliat antrian tersebut. Bukan geli karena uang yang dikeluarkan, karena kalau hanya beberapa ribu untuk ngisi angin bagi pemilik mobil masih cincai lahhh....Tapi geli karena begitu kuatnya pengaruh “marketing” mengenai manfaat nitrogen ini sehingga membuat orang rela ngantri lama-lama ngisi angin ban dan bayar pula.
Kalau dibilang gas nitrogen yang diisi ke ban kendaraan tidak ada manfaat sama sekali, itu tentu saja tidak benar. Karena dari struktur molekulnya saja sudah beda. Secara ukuran Nitrogen lebih besar dan Oxygen lebih kecil. Secara berat, nitrogen lebih ringan dan oxygen lebih berat (makanya balon kalau ditiup pake mulut selalu jatuh kebawah, bandingkan dengan balon yang diisi gas nitrogen).
Nah, dari perbedaan molekul tadi tentu akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap ban. Pertanyaannya adalah apakah pengaruh yang diberikan oleh gas Nitrogen itu memang significant sesuai dengan klaim yang digembar-gemborkan itu? Atau sebenarnya lebih dikarenakan oleh pengaruh “marketing promotion” sehingga memberikan sugesti kepada pemakai kendaraan dan akhirnya melakukan justifikasi..dan berkata.. Oh iya..memang beda ya…!!
Sekedar flashback ke blog saya sebelumnya..di udara bebas ini sebenarnya sebagian besar itu adalah nitrogen, lebih kurang 78% itu nitrogen, 21% itu oxygen, dan sisanya gas yang lain. Dari sini saja seharusnya sudah mulai membuka perspektif kita mengenai significancy pengaruh dari nitrogen ini, karena ternyata pompa angin yang biasa sudah ada nitrogennya juga.
Satu hal yang mungkin banyak orang belum tahu adalah dasar pemikiran yang digunakan untuk mengklaim bahwa nitrogen ini bermanfaat bagi ban sebenarnya berawal dari hukum fisika mengenai perpindahan gas didalam melewati suatu materi alias migrasi. Dalam hal ini dikarenakan nitrogen lebih besar bentuknya maka Nitrogen akan lebih lambat migrasi keluar melewati karet ban mobil dan Oxygen akan lebih cepat keluar (katanya bisa 3 atau 4 kali lebih cepat) . Nah dari sinilah kemudian dilakukan penelitian untuk membandingkan seberapa banyak tekanan akan berkurang apabila di isi Nitrogen dan Oxygen. Anda tahu hasilnya berapa? Dari artikel-artikel yang saya baca rata-rata selisihnya antara 1 s/d 2 psi. Jadi misalnya kalau ban yang diisi oxygen dan nitrogen sama-sama tekanan awalnya 30 psi maka setelah beberapa bulan yang diisi oxygen akan menjadi 28 psi, sedangkan nitrogen menjadi sekitar 29 psi.
Selisih 1 s/d 2 psi ini kemudian diterjemahkan bahwa ban oxygen akan memiliki rolling resistance yang lebih besar sehingga ban oxygen akan lebih boros. Apabila dengan asumsi ban dengan oxygen dengan tekanan 28 psi akan mengkonsumsi 1 ltr untuk 9km sedangkan ban dengan nitrogen dengan tekanan 29 psi akan mengkonsumsi 1 ltr untuk 9.5km, maka apabila selama sebulan anda menyetir sebanyak 1000km, maka anda telah menghemat (1000:9)-(1000:9.5)x 4500=Rp Rp 26315.79. Jadi seperti inilah dasar pemikirannya sehingga ban nitrogen dianggap lebih hemat bahan bakar. Btw perbandingan 1:9 atau 1:9.5 hanya sekedar asumsi untuk mempermudah pemahaman saja. Adapun hasil aktualnya terus terang saya belum ketemu berapa sebenarnya pengaruh beda tekanan sekecil itu terhadap “mileage” kendaraan.Karena semuanya masih serba teori..
Yang menjadi pertanyaannya adalah..apakah selisih 1 s/d 2 psi tersebut memang secara significant mempengaruhi “mileage” bahan bakar yang dipakai atau sebenarnya ada faktor lain yang kontribusinya sebenarnya cukup besar seperti, kondisi macet di jalan, kaki yang suka nge gas terus (kata orang kalau mau hemat bahan bakar lebih baik kakinya di sekolahin dulu hehehe ), mesin yang tidak terawat, sehingga pengaruh beda tekanan tersebut tereduksi oleh faktor-faktor yang sudah disebutkan tadi. Dengan kata lain pengaruhnya sudah tidak significant…Kalau memang begitu adanya…ngapain ngisi Nitrogen?..
Faktor lain kenapa menggunakan nitrogen, dikarenakan nitrogen katanya membuat ban lebih empuk. Karena berdasarkan hukum fisika nya, dikarenakan karakter oxygen ini maka pada saat ban bergerak akan menimbulkan panas, dan panas ini akan meningkatkan tekanan ban mobil. Sedangkan nitrogen sifatnya lebih dingin/stabil, sehingga kenaikan tekanan sangat kecil. Jadi kestabilan tekanan ini lah yang dianggap empuk. Tapi kalau kita coba cari tahu berapa sih sebenarnya selisih tekanan yang ditimbulkan karena panas ban tersebut..itupun hanya berkisar 1 s/d 2 psi. Bahkan saya pernah mencoba mengukur sendiri, ban mobil saya isi udara biasa dengan tekana 29 psi dan dibawa jalan, terus pada hari yang sama dibawa kembali ke pompa angin yang sama (biasanya ke shell serpong situ tuh..) hasilnya menunjukkan tekanan yang sama juga. Anggaplah memang beda sesuai hukum fisika tersebut..sekarang coba tanya pada diri sendiri, bisa kah kita membedakan bahwa ban ini empuk dan dan ini tidak empuk karena selisih 1 atau 2 psi?..
Ada beberapa faktor lagi yang suka disampaikan mengenai keuntungan nitrogen, salah satunya mengenai uap air yang dikandung oleh oxygen sehingga bisa memberikan efek karat/korosif pada kawat ban. Jawaban saya cuma simple, kalau saja memang kualitas karet dan kawat ban tersebut sangat rentan terhadap uap air, kenapa ban-ban yang dijual di toko ban dibiarkan terekspos udara luar. Kenapa tidak dipacking seperti kemasan makanan dengan system multilayer, atau disimpan digudang yang terkontrol temperature dan kelembapannya. Silahkan anda jawab sendiri ya…J
Comments
Post a Comment