Hal ini kadang kurang dipahami para brand owner terutama di level umkm. Pemahaman mereka bahwa semua plastik adalah sama dengan tipikal single layer (PE,PP, HDPE), membuat mereka membeli kemasan tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu terhadap penjual. Dan ketika diproses isinya luber kemana-mana karena bocor.
Umumnya kasus yang saya temui dari para pemain umkm ini adalah mereka membeli kemasan vakum kemudian di retort. Uniknya ada yang berhasil tetapi sebagian besar pasti bermasalah. Yang berhasil ini kemungkinan bisa jadi temperaturenya tidak terlalu tinggi dan prosesnya hanya sebentar atau plastik vakum yang dia dapat bisa jadi adhesive nya yang dipakai sudah general to medium purpose.
Ada banyak faktor yang menjadi penyebab kenapa terjadi kebocoran tersebut. Salah satunya adalah yang terkait kepada material dan adhesivenya. Pada prinsipnya material-material plastik yang umum dipakai di dunia flexible packaging tidak akan hancur pada saat diretort karena memiliki titik lebur yang tinggi. Yang terjadi adalah material tersebut menjadi soft dan adhesive yang menempelkan lapisan-lapisan tipis yang membentuk material kemasan tersebut lama kelamaan rusak dan hilang sehingga kekuatan lapisan plastik yang tadinya kuat menahan tekanan yang ditimbulkan dari proses retort tersebut, makin lama makin lemah dan terjadilah kebocoran. Ibarat sebuah lidi yang kokoh dalam satu ikatan, dan ketika ikatan itu lepas, satu persatu lidi itu pun patah. Makanya untuk proses retort diperlukan material plastik dan adhesive yang stabil, tidak mengalami deformasi ketika diretort
Diproyeksikan permintaan kemasan retort dari umkm akan semakin meningkat seiring dengan semakin banyaknya para wiraswasta umkm baru yang masuk ke bisnis kuliner. Lifestyle yang berubah, membuat makanan-makanan yang "ready to eat" juga akan semakin dicari. Hanya saja para pemain umkm ini harus dibantu dalam hal minimal order yang seminim mungkin dan juga edukasi terhadap karakteristik dari kemasan itu sendiri. Supaya ketika mereka memulai usaha dan menemukan ada masalah, mereka bisa mencari solusinya dan tidak meninggalkan usaha barunya karena pusing memikirkan aspek kemasan nya.
Semoga tulisan singkat ini cukup berguna dan memberikan inspirasi bagi mereka-mereka yang ingin dan sedang merintis usaha kuliner. Terima kasih.
x
Comments
Post a Comment