Beberapa waktu yang lalu saya mendapat contoh sample produk paper seperti duplex dari Cina yang disebut "Coated White Top Liner". Di Indonesia produk ini sepertinya belum banyak yang tahu, tapi di Cina katanya sudah mulai banyak yang menggunakan. Produk ini merupakan salah satu inovasi untuk membuat paper seperti duplex dengan harga murah tapi berkualitas tinggi melalui teknologi “Curtain Coated Linerboard”.
Sepertinya untuk menjual produk ini susah-susah gampang. Kenapa dibilang susah, karena di Indonesi penggunaan “duplex low substance” di Indonesia masih sedikit. Kebanyakan menggunakan yang 250gsm keatas. Kenapa gampang, karena produk ini bisa digunakan sebagai alternative untuk cost down. Dengan kondisi biaya bahan baku kertas duplex yang semakin mahal tentu produk ini akan menjadi menarik untuk meningkatkan profit perusahaan.
Salah satu permasalahan untuk memasarkan produk ini sebagai pengganti “duplex yang high substance” adalah penggunaan teknologi laminating duplex ke single face yang sifatnya masih manual. Sehingga adhesive yang ditransfer dan pressure yang digunakan tidak bisa dikontrol dengan baik. Hal ini merupakan salah satu faktor munculnya “washboarding effect”. Menyarankan pemilik percetakan untuk meng-upgrade teknologinya tentu bukan hal yang gampang.
Oleh karena itu untuk memasarkan produk ini lebih baik di arahkan kepada produk-produk menengah kebawah yang tidak terlalu menuntut masalah “washboarding” tersebut. Karena untuk masalah kekuatan masih bisa dilakukan penyesuaian dengan meng”improve” liner dalam atau flute nya.
Atau bisa juga diarahkan sebagai alternatif buat white top liner/white top test liner bagi brand owner yang ingin meng-upgrade kualitas printingnya menjadi mirip seperti duplex tanpa mengalami peningkatan cost yang terlalu besar.
Comments
Post a Comment